Nama burung nya adalah Cikrak Daun banyak juga dengan sebutan burung pare - pare, Burung Tralis atau bisa juga di sebut burung blereng, mungkin burung ini lepas perhatian para kicau mania di pasar.
Fisiknya memang sangat kecil mungkin sebesar burung pleci kacamata yang kuning bisa jadi lebih kecil sedikit dari burung pleci, saya sering juga melihat burung di ini di jual dipasaran, karena sayapun belum pernah mendengar corak suara kicauannya jadi burung cikrak daun ini hanya di lihat saja.
Disamping itu burung ini menurut saya mungkin tidak lebih hanya bunyi cit..cit..cit. apalagi dipasar burung tersebut sangat liar karena hasil tangkapan hutan, untuk harga memang bisa di atas harga burung pleci alas, atau mungkin bisa juga seharga burung Gelatik batu saat ini.
Cikrak daun ini penyebarannya di beberapa pulau di Indonesia di antaranya adalah, Palawan, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Malaysia serta Filipina.
Ras yang terbatas terdapat di Gunung Kinabalu warnanya lebih abu-abu dan warna kuning yang kurang mencolok, Iris hampir hitam, paruh atas hitam, paruh bawah kemerahan serta kaki yang berwarna keabu-abuan.
Suara burung cikrak daun tidak kalah dengan burung sejenis Pleci, Gelatik batu, Blackthroat maupun Mozambiq Sangat cocok dipelihara untuk memancing burung jenis lainnya berbunyi, dan sepertinya anda pun pasti akan menyukainya jika telah mendengar kicauannya, sangat atrkatif.
Burung Cikrak daun Mountain Leaf Warbler, mempunyai bahasa Latinnya adalah Phylloscopus trivirgatus, yang merupakan spesies burung dari keluarga Sylviidae, dari genus Phylloscopus. Burung ini merupakan jenis burung pemakan ulat kupu, kumbang kecil, lebah, semu dan memiliki habitatnya di hutan gunung, perbukitan, tepi hutan, zona alpin, tersebar pada ketinggian 800-3.000 m dpl.
Informasi Ciri - ciri Burung Cikrak daun memiliki tubuh berukuran agak kecil (11 cm). Setrip mahkota tengah dan alis mata kekuningan mencolok, tubuh bagian atas kehijauan, tanpa garis pada sayap, tubuh bagian bawah kekuningan, iris hampir hitam, paruh atas hitam, paruh bawah kemerahan, kaki keabu-abuan.
Suka mengunjungi puncak pohon tinggi, hidup dalam kelompok berbaur dengan jenis lain, mencari makan pada tajuk, paku-pakuan, anggrek epifit, mohon maaf untuk jantan dan betinanya saya sendiri kurang paham, mungkin dapat disimpulan untuk jantan warna lebih cerah dari betina.
Sarang berupa tumpukan tidak rapat, dari lumut, pada pohon, pakis, batu, atau tanaman tepi jalan, dekat permukaan tanah. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir. Dan kabarnya Berbiak pada bulan Januari-Oktober
Cara merawatnyapun sangat mudah dan gampang, perawatan burung ini hampir sama dengan perawatan burung berkicau lainnya seperti Ciblek, Prenjak dan Tledekan, hanya saja untuk burung cikrak daun lebih sensitif jadi harus selalu diperhatikan ketersediaan dari Voer dan Extra Foodingnya yang berupa UK ( Ulat Kandang) dan UB (Ulat Bambu).
Kalau anda mendapatkan burung ini dalam kondisi sama sekali belum makan voer, agar burung bisa berumur panjang sebaiknya segera dilatih untuk mau makan voer caranya bisa dilihat disini.
Kesimpulannya adalah, burung cikrak daun ini tak kalah suaranya dari burung pleci yang sampai saat ini masih menjadi idola para penikmat suara burung berkicau, namun jika anda telah mendengarnya pasti anda pun mempunyai petimbangan dan alasan tersendiri mengapa burung Cikrak Daun ini tidak atau belum masuk kategori burung Kontes.
Mau Tau suara burung Cikrak Daun, Ini dia Ocehannya..pasti anda suka.